Popular Post

Posted by : dio Selasa, 14 Januari 2014


Jepang terkenal dengan kedisiplinannya. Itulah kenapa saya sangat memimpikan untuk bisa berangkat kesana, baik untuk bekerja maupun untuk belajar atau sekedar berlibur. Saya sangat ingin pergi ke Jepang! Back to Basic, tatakrama orang jepang, dari mana itu bisa terbentuk?? Silahkan baca artikel dibawah ini:
Pendidikan moral di dalam bahasa Jepang disebut Doutokukyouiku. Kata doutoku berarti moral dan kyouiku berarti pendidikan. Kata Doutoku terdiri dari dua kata yaitu ‘dou‘ yang berarti jalan dan kata ‘toku‘ yang berarti virtue atau kebaikan. Penggunaan kata ‘dou‘ dalam terminologi Jepang banyak sekali, misalnya judou, kendou, akidou (olahraga tradisional Jepang), shodou (kaligrafi), sadou (tradisi minum teh) yang dalam pemahaman orang Jepang memerlukan ketekunan untuk mencapai taraf tertinggi. Demikian pula moral atau kebaikan, memerlukan ketekunan untuk menemukan ‘jalan’ mencapainya.
Karenanya, pendidikan moral di sekolah-sekolah di Jepang tidak diajarkan sebagai sebuah mata pelajaran khusus, tetapi diintegrasikan dalam semua mata pelajaran (kalo ditempat Indonesia jelas terpisah, misal pelajaran PPKn/ PMP).
Secara khusus wali kelas bertanggung jawab untuk mendiskusikan aturan kelas, aturan bermain bersama, atau hubungan kerjasama antaranggota kelas dalam 35 jam setiap tahun di SD dan SMP. Dalam pelajaran lain seperti seikatsuka atau pendidikan tentang kehidupan sehari-hari, siswa SD diajari tatacara menyeberang jalan, adab di dalam kereta, yang tidak saja berupa teori, tetapi guru juga mengajak mereka untuk bersama naik kereta dan mempraktikkannya. Wali kelas juga menyampaikan kasus pelanggaran, dan mengajak siswa untuk mendiskusikan pemecahannya. Pendidikan moral di SMA selanjutnya menjadi pendidikan kewarganegaraan. Pembekalan prinsip dasar hidup yang kuat di masa pendidikan dasar inilah yang membuat kedisiplinan dan keteraturan dalam masyarakat Jepang.
Berikut beberapa contoh Tatakrama dalam kehidupan masyarakat Jepang :
1) Tatakrama ketika makan
Tatakrama makan merupakan suatu keharusan. Dari set peralatan makan yang tetap untuk tiap orang, pengaturan tempat duduk yang sudah jelas (posisi tempat duduk tiap anggota keluarga), dan paling penting ungkapan yang harus diucapkan sebelum dan sesudah makan
Orang Jepang selalu mengucapkan “itadakimasu” sebelum acara makan disertai dengan menangkupkan kedua tangan seperti berdoa. Meskipun kemudian kadang hanya mengucapkan “itadakimasu” tanpa menangkupkan kedua tangannya. Pasangan dari “itadakimasu” adalah “gochisosama”, yang biasa diucapkan segera setelah selesai makan.
Ini menunjukkan orang Jepang selalu bersyukur akan semua yang telah didapatnya. Kalau muslim, biasanya membaca “Bismillah” sebelum melakukan sesuatu termasuk makan dan “Alhamdulillah” setelah selesai melakukan sesuatu termasuk makan sebagai rasa syukur.
2) Adab memperkenalkan diri dalam bisnis
Orang jepang menggunakan Kartu nama bisnis (meishi/名刺), biasanya mempunyai dua sisi yang menampilkan data diri si pemilik. Sisi depan dengan bahasa Jepang sedangkan di sisi belakangnya dengan alfabet atau bahasa Inggris. Berikut tata cara bertukar kartu nama bisnis yang berlaku di Jepang:
  • Pertukaran kartu nama bisnis dilakukan berdiri.
  • Yang menyerahkan kartu nama lebih dahulu adalah tamu, yang lebih muda, atau lebih rendah jabatannya.
  • Jika ada seorang yang memperkenalkan, maka yang lebih dulu menyerahkan kartu nama adalah yang diperkenalkan duluan.
  • Menyerahkan kartu nama milik sendiri dengan tangan kanan. Menerima kartu nama orang dengan kedua tangan.
  • Setelah Anda menghapalkan nama, jabatan, dan nama perusahaan orang tersebut, simpanlah kartu namanya di dalam tempat kartu nama (meishi ire/ 名刺入れ).
  • Jika menerima kartu nama dari beberapa orang sekaligus, boleh membariskan kartu nama mereka di atas meja untuk menghapalkan. Tetapi tidak boleh lama-lama. Setelah itu segera simpan kartu nama di dalam tempat kartu nama yang disebutmeishi ire / 名刺入れ. Menyimpan kartu nama orang lain langsung di dalam saku itu tidak sopan. Apalagi menyimpan dikantong celana belakang itu adalah merendahkan.
  • Mencatat sesuatu di atas kartu nama orang lain saat orangnya ada di depan kita juga tidak sopan. Jikan ingin mencatat sesuatu, lakukan setelah orang itu sudah pergi.
3. Adab di tempat umum
Orang Jepang sangat menjaga kesopanan. Mereka mematuhi norma-norma, misalnya tidak menelepon, berbicara keras, dan beberapa tindakan yang mengganggu orang lain. Kerapihan, ketertiban dan kedisiplinan warga Jepang memang patut diacungi Jempol. Bahkan saat mengantri masuk ke dalam kereta. Tidak ada yang berebut, anak kecil pun berdiri sabar menunggu giliran (berbeda sekali dengan di tempat kita, bahkan kadang ada saja bapak-bapak merokok disamping kita tanpa wajah berdosa)
4. Tatakrama menghormati orang lain
Meskipun mengucapkan salam sambil membungkuk dalah hal yang amat sering kita lihat di Jepang. Sikap semakin membungkuk menunjukkan derajat hormat seseorang dan semakin menghormati orang lain.
5. Adab bersikap dan etika umum lainnya yang merupakan kelebihan Jepang:
  • HADIAH :
Dalam kehidupan sosial bangsa Jepang, memberi dan menerima hadiah adalah bagian yang penting, kadang sebagai tanda terima kasih. Hadiah biasanya tidak langsung dibuka dihadapan pemberi hadiah.
  • CARA DUDUK :
Dalam ruangan tatami, biasanya tidak terdapat kursi atau bangku. Tata-krama Jepang mengharuskan pria/ wanita duduk dengan kaki dilipat dalam suasana formil. Setelah beberapa saat, bila kaki kita sudah terasa kesemutan, wanita dapat duduk menyamping dan pria dapat duduk bersila.
  • MASKER :
Gunakanlah masker waktu terserang Flu, supaya tidak menularkan kepada Orang Lain. Makanya kita sering melihat orang Jepang memakai masker
  • AJAKAN DATANG KE RUMAH :
Kalau mendapatkan ajakan main ke rumah (asobini kite kudasai) untuk pertama kali, sebaiknya kita menolak dengan mengucapkan terima kasih. Seringkali ajakan tersebut bukan ajakan yang sebenarnya. Apabila tuan rumah memang serius hendak mengundang, maka ia akan mengulangi ajakan tersebut. Untuk yang ketiga kalinya, barulah kita menerima ajakan atau undangan main tersebut dengan membuat janji.
  • BERKUNJUNG :
Bila tuan rumah hanya mengundang satu orang saja, maka sebaiknya tidak mengajak teman waktu berkunjung. Bawalah sekedar oleh-oleh, ketuklah pintu tidak lebih dari 2 kali, kalau tidak terdengar ulangi sekali lagi. Tinggalkan sepatu yang kita pakai dalam keadaan terjejer rapi, dan untuk pelayanan kepada tamu, biasanya nyonya rumah akan merapikan letak sepatu kita menghadap ke luar rumah agar kita dapat segera menggunakannya kembali saat meninggalkan rumah.
  • TOILET :
Apapun jenisnya tidak tersedia gayung ataupun ember untuk menyiram di dalam toilet, Gunakanlah kertas toilet yang tersedia untuk membersihkan diri, sehingga tidak membasahi toilet yang biasanya selalu dalam keadaan kering.
  • MENJADI TETANGGA BARU :
Ketika baru saja menempati rumah atau apartment baru, menyempatkan diri memperkenalkan diri kepada tetangga. Sebaiknya kalau bisa,dengan membawa hadiah seperti handuk atau sabun yang dibungkus rapi. Utamakan tetangga bawah dulu, kemudian tetangga kanan dan kiri. Alasannya, tetangga bawah kita adalah tetangga yang kemungkinan besar paling terganggu dengan suara-suara ketika kita sedang mengatur barang-barang pindahan.
  • NAIK SEPEDA DAN JALAN KAKI :
Di Tokyo jarang ada tempat parkir. Kalau pun ada, harganya mahal. Dan jangan coba-coba parkir sembarangan, atau melebihi batas maksimal waktu yang dibolehkan. Bisa-bisa mobil kita ditempeli surat oleh polisi. Sudah irit tanpa bahan bakar bensin, juga badan jadi sehat. Sudah lazim di berbagai gedung terdapat parkir sepeda. Mulai dari orang kecil sampai orang besar, mereka biasa bersepeda. Di Jepang tidak ada istilah pamer motor atau mobil bagus.
  • TIDAK MAU MENGAMBIL YANG BUKAN HAKNYA :
Masyarakat Jepang mempunyai kebiasaan baik, yaitu melaporkan kepada polisi bila menemukan barang temuan atau barang hilang. Kalau ada orang kehilangan dompet di tempat umum, 90 – 100% kemungkinan dompet itu akan kembali kepada kita. Terutama bila ada kartu nama atau ID card-nya.
  • MENGHARGAI TENAGA MANUSIA :
Di Jepang, Hampir semua tenaga kerja dibayar mahal dan katanya kalau mau saja, seseorang boleh kerja parttime dan dibayar dengan upah besar yang bisa buat berlibur ke pulau Bali. Dan yang paling menarik, perbedaan nilai gaji pegawai rendahan atau kuli bangunan tidak terpaut terlalu jauh dengan gaji pejabat tinggi. Makanya sangat jarang terjadi demo kenaikan upah atau menuntut kesejahteraan di Jepang sebab semua kebutuhan buruh terpenuhi.
  • BUDAYA MALU:
Di Jepang, Semua punya budaya malu yang tinggi, misalnya ada pejabat yang merasa gagal dalam memegang dan menjalankan amanah, mereka tidak segan-segan mengundurkan diri karena rasa malu.
  • MEMINTA MAAF DAN TERIMA KASIH :
Orang Jepang juga terkenal sopan dan ramah misalnya mereka sedikit menyenggol ketika di jalan spontan mereka bilang “sumimasen“ untuk meminta maaf (meskipun bukan kesalahan mereka). Atau penjaga tiket setelah memeriksa tiket kita, mereka selalu berterima kasih sambil membungkuk.

Leave a Reply

Subscribe to Posts | Subscribe to Comments

- Copyright © All about japan - Date A Live - Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -